NAMA :Andi setiawan
NPM : 10211747
KELAS : 1EA24
Pendahuluan
Latar belakang
Pada
penulisan ini saya membahas tentang suku budaya jawa timur, mencari keragaman
yang ada di dalamnya dari segi adat istiadat, agama, bahasa hingga keseniannya.
Tujuan
Agar
pembaca lebih mengetahui unsur-unsur kebudayaan indonesia khususnya di provinsi
jawa timur.
SUKU
BUDAYA JAWA TIMUR
Jawa Timur
Jawa Timur dikenal sebagai pusat Kawasan Timur
Indonesia, dan memiliki signifikansi perekonomian yang cukup tinggi, yakni
berkontribusi 14,85% terhadap Produk Domestik Bruto nasional.
Suku Bangsa
Mayoritas
penduduk Jawa Timur adalah Suku
Jawa, namun demikian, etnisitas di Jawa Timur lebih
heterogen. Suku Jawa menyebar hampir di seluruh wilayah Jawa Timur daratan. Suku
Maduramendiami di Pulau
Madura dan
daerah Tapal
Kuda (Jawa Timur bagian timur), terutama di daerah
pesisir utara dan selatan. Di sejumlah kawasan Tapal Kuda, Suku Madura bahkan
merupakan mayoritas. Hampir di seluruh kota di Jawa Timur terdapat minoritas
Suku Madura, umumnya mereka bekerja di sektor informal.
Suku Tengger, konon adalah
keturunan pelarian Kerajaan Majapahit, tersebar di Pegunungan Tengger dan sekitarnya. Suku
Osing tinggal
di sebagian wilayah Kabupaten Banyuwangi. Orang Samintinggal di sebagian
pedalaman Kabupaten Bojonegoro.
Selain penduduk asli, Jawa Timur juga merupakan
tempat tinggal bagi para pendatang. Orang Tionghoa adalah minoritas yang cukup signifikan dan
mayoritas di beberapa tempat, diikuti dengan Arab;
mereka umumnya tinggal di daerah perkotaan. Suku
Bali juga tinggal di sejumlah desa di Kabupaten
Banyuwangi. Dewasa ini banyak ekspatriat tinggal di Jawa Timur, terutama di
Surabaya dan sejumlah kawasan industri lainnya.
Bahasa
Bahasa
Indonesia adalah bahasa resmi yang berlaku secara nasional,
namun demikian Bahasa
Jawa dituturkan
oleh sebagian besar Suku Jawa. Bahasa Jawa yang dituturkan di Jawa Timur
memiliki beberapa dialek/logat.
Agama
Suku Jawa umumnya menganut agama Islam, sebagian menganut agama Kristen dan Katolik, dan ada pula yang menganut Hindu dan Buddha. Sebagian orang Jawa juga masih memegang teguh kepercayaan Kejawen. Agama Islam sangatlah kuat dalam memberi pengaruh
pada Suku Madura.
Budaya dan adat istiadat
Kebudayaan dan adat
istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari
Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan
tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi
eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan),
eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian
Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup
populer di kawasan ini.
Kawasan pesisir barat Jawa
Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah
Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah
masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan
di kawasan ini.
Di kawasan eks-Karesidenan
Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan Malang, memiliki
sedikit pengaruh budaya Mataraman,
mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan
Yogyakarta.
Adat istiadat di kawasan
Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi
Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan
budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak
dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Masyarakat desa di Jawa
Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan
persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara
lain: tingkepan(upacara
usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi
berusia lima hari), pitonan (upacara
setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.
Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan
lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon
suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran).
Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih.
Masyarakat di pesisir barat: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro
memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria, berbeda dengan lazimnya
kebiasaan daerah lain di Indonesia, dimana pihak pria melamar wanita. Dan
umumnya pria selanjutnya akan masuk ke dalam keluarga wanita.
Untuk mendoakan orang yang
telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1
tahun, dan 3 tahun setelah kematian.
Kesenian
1.
Ludruk (cerita rakyat
jelata, humor sekaligus kritik sosial)
2.
Reog ponorogo
3.
Jaran kepang
4.
Karapan sapi
5.
dll
SUMBER :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyaLQvzriQwIZYQZYI-lVMFcWLX_s-48CoTjpRzJ6yPBRiJGqGchvVeXdZjbwr5_Y9_vA4LSMWc_XMqs4d_J8-BUcEC513Tm0DcwfoqM7T2WAVHTInsGdTpEUL9cb25IodWEJZSDhMUimj/s1600/0.jpg